Perencanaan Beternak Kambing Etawa

Setiap usaha peternakan haruslah berorientasi pada keuntungan agar usaha tersebut bisa berkesinambungan dan tidak terhenti ditengah jalan. Karenanya, dibutuhkan perencanaan yang sangat matang dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Pada dasarnya ada empat kegiatan yang harus dilakukan oleh peternak dalam membuat usaha peternakan.

a. Persiapan

kegiatan persiapan meliputi penentuan lokasi dan pengurusan perijinan terutama jika skala usaha usaha relative besar. Lokasi memegang peranan besar, karena seluruh usaha kegiatan peternakan dipusatkan disini. Kondisi iklim, seperti suhu lingkungan, curah hujan, arah mata angina, dan kelembaban, yang menunjang usaha peternakan kambing harus diperhatikan agar hasil yang diperoleh dapat maksimal. Selain itu, kondisi keamanan lingkungan serta daya dukung lingkungan terhadap usaha peternakan kambing, misalnya ketersediaan tenaga kerja (SDM) maupun bibit kandang, perlu diperhatikan secara matang.
Perijinan dibutuhkan jika usaha yang akan dibangun bersekala besar. Untuk usaha yang bersekala kecil, agar tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari, sebaiknya meminta ijin dari warga sekitar yang berada di sekitar kandang ternak. Sebuah survey untuk mengetahui daya serap pasar juga peru dilakukan agar hasil produksi bisa terjual.rlu juga diperhatikan banyaknya pesaing dengan jenis usaha yang sama, karena jika hasil usaha yang tinggi dan daya serap pasar rendah, maka harga produk bisa menurun tajam.

b. pelaksanaan

Pada intinya tahap pelaksanaan merupakan tahapan konstruksi, yaitu melakukan pembangunan kandang, menyiapkan lahan untuk ditanami hijauan pakan ternak, serta mempersiapkan berbagai peralatan kandang. Pembangnan kandang beserta persiapan infrastruktirnya harus disesuaikan dengan jumlah kambing yang akan dipelihara degan tetap mempertimbangkan kemungkinan perkembangan usaha. Tujuannya adalah untuk efisiensi penggunaan modal.
Hijauan merupakan unsure pentng yang harus disiapkan karena kebutuhan kambing akan hijauan tidak bisa di tunda. Sebelum usaha peternakan di mulai, sebaiknya sudah dilakukan penanaman taneman hijauan, sehinggan ketersediaannya akan terjamin. Perlu pula diketahui sumber-sumber bahan pakan local untuk digunakan ssebagai bahan baku pembuatan kosentrat. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya.

c. tahap produksi

Setelah tahapan konstruksi, tahapan produksi sudah bisa dilaksanakan, yaitu dengan melakukan pembelian kambing, pengeloalaan taneman hijauan, penggeloaan produksi hingga pasca panen, dan penjualan produk.

d. evaluasi

Sebuah perencanaan usaha yang baik harus mencakup sebuah target yang akan dicapai dari usaha tersebut. Tujuanya adalah untuk mempermudah peternak dalam evaluasi, sampai sejauh mana target yang direncanakan sudah tercapai, mencari berbagai penyebab jika target tidak tercapai, serta melakukan perbaikan agar target bisa tercapai dan ditingkatkan. Target bisa dibuat dalam jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (2-5 tahun), dan jangka panjang (di atas 5 tahun). Target biasanya dibuat dengan parameter ekonomi yang dituangkan dalam sebuah analisis usaha.


Analisa Usaha

1. Masa produktif kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing etawa adalah kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk beranak. Jadi waktu penantian peternak tidak terlalu lama.
2. Waktu pemeliharaan adalah 5 tahun.
3. Upah tenaga kerja Rp. 500.000 per orang per bulan.
4. Induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.
5. Jumlah cempe yang akan di hasilkan selama 5 tahun adalah : 15 ekor x 22 induk = 330 ekor cempe.
6. Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 33 ekor.
7. 1 (satu) ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran jogjakarta Rp. 200/kg.
8. 1 (satu) ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan, dengan asumsi harga urine di pasaran Rp.1500/liter.
9. Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standart yang terjadi di pasaran kaligesing, Jogjakarta. Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan dalam perhitungan ini. Harga patokan di ambil kisaran bulan juli 2007.
10. Biaya pakan di abaikan karena kita berasumsi telah mengaji karyawan, jadi biaya untuk pembelian pakan di ganti dengan biaya tenaga kerja, karena pada dasarnya karyawan kita gaji untuk merawat dan mencarikan makanan bagi ternak. Hitungan ini tidak berlaku apabila peternak membeli rumput di dalam pemeliharaan ternaknya.




A. INVESTASI TETAP


# Kambing betina 22 ekor @ Rp. 2.500.000
22 ekor x Rp. 2.500.000
= Rp. 55.000.000

# Kambing jantan 2 ekor @ Rp. 3.500.000
2 ekor x Rp. 3.500.000
= Rp. 7.000.000

# Kandang 4 unit @ Rp. 5.000.000
4 unit x Rp. 5.000.000
= Rp. 20.000.000


# Peralatan kandang Rp. 500.000

Total investasi tetap:
Rp. 55.000.000 + Rp. 7.000.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 500.000
= Rp. 82.500.000


B. BIAYA PRODUKSI

# Biaya pemeliharaan kambing induk (24 ekor)

- Gaji karyawan
Rp. 500.000 : 30 hari 24 ekor
= Rp. 700/ekor/hari

- Pemberian vitamin tambahan Rp. 100/ekor/hari

Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun adalah
Rp. 800 x 5 tahun x 12 bulan x 24 ekor x 30 hari
= Rp. 34.560.000


C. PROYEKSI PENDAPATAN

# Penjualan cempe
300 ekor x Rp. 1.000.000
= Rp. 300.000.000

# Penjualan induk afkir
24 ekor x Rp. 1.000.000
= Rp. 24.000.000

# Penjualan pupuk kandang
7,5 kg x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 200 x 24 ekor
= Rp. 2.160.000

# Penjualan urine
30 liter x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 1500 x 24 ekor
= Rp. 64.800.000


D. REKAPITULASI PENDAPATAN

1. Biaya-biaya:

- Biaya investasi Rp. 82.500.000
- Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 34.560.000

Tatal biaya Rp. 117.060.000

2. Pendapatan;

- Penjualan cempe Rp. 300.000.000
- Penjualan induk afkir Rp. 24.000.000
- Penjualan pupuk kandang Rp. 2.160.000
- Penjalan urine Rp. 64.800.000

Total pendapatan Rp. 390.960.000


Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 390.960.000 – Rp. 117.060.000
= Rp. 273.900.000

Penghasilan per bulan
Rp. 273.900.000 : 5 tahun : 12 bulan
= Rp. 4.565.000





Dengan 22 ekor betina kita per bulan mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 4.565.000. Estimasi keuntungan tersebut belum termasuk kalau hasil cempe yang di keluarkan berkualitas super. Karena pada dasarnya harga cempe yang bener-bener super itu tidak ada batasannya. sebagai gambaran, penulis pernah menjual cempe jantan umur 3 bulan dengan harga 7,5 juta seekor.

jadi barometer penghasilan tersebut di atas adalah harga yang paling bawah (rp.1jt)

Memulai Usaha Peternakan

A. Memulai Usaha Peternakan

Ada beberapa cara untuk memulai usaha peternakan kambing peranakan etawa. Berikut ini cara-cara yang dimaksud.

a. Memilih Bakalan

Pemilihan bakalan kambing etawa biasanya dilakukan sejak kambing betina lepas sapih atau umurnya mencapai 4 atau 5 bulan. Pemeliharaan sejak lepas sapih ini membutuhkan waktu yang sangat lama hingga kambing beranak. Kebiasaan peternak, kambing etawa dikawinkan saat kambing berumur sekitar 16-18 bulan. Dengan masa kebuntingan 150 hari (sekitar 5 bulan), kambing akan mulai berproduksi pada umur 21-23 bulan. Jika diperhitungkan, pemeliharaan sejak bakalan sampai masa produksi membutuhkan waktu yang sangat lama. Belum lagi jika hasil produksinya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Secara teoritis, sebenarnya kambing etawa bisa dikawinkan setelah mengalami siklus birahi. Biasanya terjadi pada umur 8-12 bulan, rentang waktu yang cukup lama dalam menunggu masa produksi bisa dipercepat.

b. memelihara kambing dara

kambing etawa disebut dalam periode kambing dara jika sudah mengalami siklus birahi. Sebenarnya saat itu kambing etawa sudah bisa mulai dikawinkan, tetapi kondisi tubuhnya belum sepenuhnya mampu menunjang proses pertumbuhan janin di dalam kandungannya. Karenanya, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan lagi. Setelah mengalami 2-3 kali masa birahi, kambing baru bisa dikawinkan,. Jika kambing tidak mengalami kebuntingan, perkawinan dapat diulang pada periode berikutnya. Jika terjadi kebuntingan, kambing akan beranak setelah 150 hari atau 5 bulan.

c. memelihara kambing yang sedang laktasi

ada kalanya beberapa peternak yang sedang memebutuhkan uang menjual kambing etawa dalam kondisi yang sedang laktasi atau kondisi menyusui. Tidak semua kambing etawa yang sedang dalam kondisi menyusui bisa dibeli. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi jika peternak berminat untuk membeli kambing etawa yang sedang dalam masa menyusui, antara lain ambing yang terlihat besar dan bentuknya yang simetris. Indicator lain yang sangat menentukan tinggi rendahnya produksi susu kambing adalah, kondisi cempe yang ikut dibawa. Jika cempe yang dibawa gemuk, berarti produksi susu kambingnya banyak dan induk tersebut bisa di beli. Namun, jika cempe kurus, berarti produksi susu induk kurang, dan induk jangan dibeli. Satu indicator lain yang tidak berkaitan langsung dengan produksi susu, tetapi berpotensi meningkatkan pendapatan adalah jumlah anak, sebaiknya induk tersebut beranak minimum kembar dua.

d. menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan

menciptakan trah kambing melalui program seleksi dan penerapan sisitem perkawinan tergolong cara yang paling baik, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar. Namun, jika peternak sudah berhasil menciptakan suatu trah kambing dengan tingkat produksi yang tinggi, penghasilan peternak otomatis akan semakin tinggi pula. System perkawinan yang dilakukan adalah perkawinan inbredding (silang dalam). System ini biasanya sangat dihindari oleh para peternak karena akan memunculkan dampak negative terhadap hewan ternak akibat berkumpulnya gen-gen yang bersifat resesif dan berpengaruh buruk terhadap penampilan ternak. Namun, dampak tersebut merupakan konsekuensi yang harus dijalani peternak untuk memperoleh bibit kambing yang bermutu tinggi, karena sebesar kemungkinan munculnya kambing-kambing yang rendah produksinya, sebesar itu pula kemungkinan munculnya bibit-bibit kambing yang bermutu tinggi.
Jika ingin menciptakan trah seperti yang dimaksud, pertamakali yang harus dilakuakan oleh peternak adalah mencari induk yang memiliki produksi tinggi dan pejantan yang memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula. Lebih baik lagi jika keduanya berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, induk dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun. Jika induk bisa menghasilkan dua ekor cempe dalam sekali beranak, dalam 2 tahun bisa di hasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan dijual setelah pemeliharaan 4-5 bulan. Sementara itu, cempe betina terus dipelihara sampai dewasa kelamin, dan jika sudah cukup umur dekawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika pejantan nenek moyangnya sudah mati atau tidak terlalu kuat, bisa digantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari perkawinan-perkawinan ini akan menghasilkan individu-individu baru yang variasinya sangat levbar. Tetapi semakin lama variasinya akan semakin mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang tingkat produksinya tinggi terus dipelihara sebagai induk, sedangkan individu-individu yang tingkat produksinya rendah dapat dijual.